SOROT PELANGI
Pagi yang seperti biasa, murid-murid
melangkahkan kaki nya dengan senyuman lebar dipipi nya. Termasuk Rio, kapten
basket sekolah yang banyak digandrungi oleh para wanita ini seperti biasa
mengawali rutinitas nya bersama Ara, sahabat karib nya yang di kenal sejak ia
duduk dibangku sekolah dasar. Rio dan Ara selalu melakukan hal bersama-sama,
layaknya seorang kakak dengan adik nya mereka pun selalu berusaha untuk membuat
sebuah semangat setiap hari nya dengan bersama-sama.
Rio yang dikenal sebagai kapten
basket sekolah ini adalah salah satu dari sekian banyak orang yang selalu
menebarkan senyuman untuk semua orang, seperti pelangi.. sinar mata Rio mampu
memancarkan aura positive bagi orang-orang yang melihat nya. Seorang siswa
berprestasi ini mampu memikat semua wanita yang ada di sekolah. Tapi sayang,
sejak dulu Rio tidak pernah mengerti apa itu “mencintai dan dicintai”. Sangat
bertolak belakang dengan Ara, hampir semua wanita pernah menjadi tambatan
hatinya. Tidak jauh beda dengan Rio.. paras wajah Ara juga mampu membuat wanita
jatuh hati pada nya.
Hari-hari mereka penuh canda dan
tawa, selalu ada lelucon dalam persahabatan mereka. Sampai akhirnya mereka
bertemu dengan Shilla.. gadis cantik dan baik hati ini datang di kehidupan
mereka. Seakan mengubah hidup Rio, semenjak mengenal Shilla diam-diam Rio
menyimpan rasa pada Shilla. Hanya Ara yang tahu semua cerita Rio tentang
Shilla.
“Kapan nih lo mulai deketin Shilla?
Hati-hati, sob! Keburu di gebet orang”.. celetuk Ara saat bel istirahat
berbunyi. Jawab Rio dengan santai.. “ah! Lo kayak baru kenal gue sehari aja..
minder gue bos deketin cewek cantik kayak Shilla. lo tau sendiri gimana
penyakit gue sekarang”. perdebatan mulai panas saat mereka membicarakan wanita
ini, satu-satu nya wanita yang bisa membuat jantung Rio seakan berhenti
berdetak saat dua mata mereka saling bertatapan.. “kapan lagi?! Ayolah tunjukin
dan kejar cinta lo itu. Gue yakin lo bisa!”.
Waktu terus berputar, kalimat Ara
selalu menjadi hantu dalam ingatan Rio.. sebenarnya bukan karena alasan itu
yang membuat Rio merasa tidak pantas untuk Shilla. faktor keluarga yang menjadi
salah satu alasan kuat Rio, kurang lebih sudah dua tahun Ibu Rio menjadi single
parent. Semenjak itu Rio berjanji hanya ingin membahagiakan wanita tercantik
nya itu, yang menurutnya adalah Ibu nya.
Alasan lain yang membuat Rio takut
adalah Glioma, katagori besar kanker tumor premier yang berasal dari sel-sel
glia. Jenis kanker yang dimulai dari otak atau tulang belakang. Rio adalah
salah satu penderita kanker tulang belakang yang mungkin mempunyai presentase
untuk dapat bertahan hidup hanyalah 50%. Walau awalnya merasa bahwa kanker
tersebut adalah sebuah tamparan hebat yang membuat hidupnya sama sekali tidak
memiliki arti lagi, Rio secara perlahan memulai mencoba untuk menghabiskan sisa
hidupnya dengan ketegaran dan besenang-senang dengan sahabatnya, Ara. Juga
wanita yang di cintainya Shilla.
Ara selalu memotivasi dan meyakinkan
Rio bahwa ia layak untuk mendapatkan cinta Shilla. singkat cerita cahaya
kehidupan Rio mulai hadir kembali, Shilla yang selama ini didambakan nya sudah
menjadi kekasih nya. berkat Ara yang selalu meyakinkannya. “Tuh.. gue bilang
juga apa! Lo tuh selalu deh jangan suka putus asa sebelum mencoba. Terbukti kan
sekarang Shilla bisa lo dapetin!”. Ujar Ara sambil merangkul pundak sahabatnya
itu. “Sekarang gue percaya kalau selama berusaha gue pasti bisa dapetin apa
yang gue mau.
Makasih banget nih, Sob! Gue coba buat nikmatin hidup gue ini.”
Tegas Rio dengan penuh semangat.
Seminggu kemudian Rio datang menemui
dokter yang rutin ditemui nya setiap minggu untuk mengetahui bagaimana
perkembangan Glioma di tubuh Rio, seakan tersambar petir saat Rio mendengar
diagnosa tentang penyakitnya yang diutarakan oleh dokter.. “sel kanker di
tulang belakang kamu makin menebar, harapan hidup penderita glioma mungkin
hanya 46,33 bulan dengan rentang waktu 38-55 bulan” ucap dokter.. semua hening,
waktu terasa berhenti saat vonis itu di jatuhkan pada Rio. Tapi Rio tidak
berhenti disitu saja. Ia lebih menikmati hidup nya mulai hari itu dengan Ara
sahabat karib nya dan Shilla wanita yang di cintainya.
Kehadiran kanker dalam hidup Rio
telah membuat hubungan antara dirinya dengan kekasihnya, Shilla dan Ibumya
menjadi begitu terguncang. Di sisi lain penyakit kanker tersebut kemudian
membawa Rio untuk mengenal beberapa karakter baru dalam kehidupannya yang mampu
membuatnya lebih merasa bahagia atas kehidupan yang telah dijalaninya selama
ini.
“Promnight tinggal nunggu hari nih, kita jadi dateng bertiga Ara, kan?” tanya
Shilla pada Rio. “jadi dong.. kita bertiga nanti bareng-bareng ya kesana.” Ujar
Rio dengan semangatnya.
Malam itu pun datang, semua anak
terlihat bahagia saat promnight. Malam ini bisa di sebut sebagai malam
perpisahan karena seminggu lagi mereka akan mengadakan hari perpisahan dan
kelulusan. Rio lulus dengan nilai yang memuaskan, peringkat pertama dapat
diraih nya dalam Ujian Nasional tahun ini. Begitupun dengan Ara.. walaupun
tidak sama dengan peringkat Rio, namun Ara mendapatkan universitas yang ia
idamkan sejak dulu. Tidak ketinggalan denga Shilla, wanita yang di cintai Rio
ini benar-benar lulus dengan hasil memuaskan juga di terima di salah satu
universitas kedokteran.
“Hai semuanya… gue mau ngomong
sesuatu nih..”. tiba-tiba terdengar suara Rio yang berbicara di tengah
kerumunan teman-temannya.. “gue itu sebenernya mengidap Glioma,lhoooo.. kanker
tulang belakang dan udah akut banget.. hahahahaha” Rio mengutarakan kaliamat
itu dengan nada lelucon dan tertawanya yang cukup keras. Dari sisi lain ada Ara
yang menarik Rio dan berkata, “hahahaha lo semua kayak gak tau Rio aja, dia kan
biasanya suka bercanda.”
Semua hening, antara percaya atau
tidak namun semua teman-teman Rio sekejap merasakan khawatir, tidak lain adalah
Shilla.. tersentak menangis saat mendengar kalimat Rio tadi. “Gila lo,Yo!
Ngomong apasih lo barusan? Mau buat perhatian baru di sekolah?” Tanya Ara
dengan sinis. Dan dengan lantang nya Rio menjawab, “gue Cuma bercanda kali, dan
seenggak nya biar mereka nanti gak tanda tanya waktu ngeliat gue udah
meninggal”. “heh ngomong apa sih lo?!” Tegas Ara.
Hari yang di tunggu-tunggu datang.
Kelulusan itu sudah didepan mata. Semua siswa antusias dengan hari ini, entah apa
yang istimewa hari ini.. tapi tetap saja bagi Rio hari ini masih seperti hari
biasanya, tanpa ada yang istimewa kecuali hadir nya Shilla yang ada di
sampingnya. Hari yang aneh.. tidak biasa-biasanya Rio memeluk Shilla dengan
erat, “Shilla.. kamu harus jadi dokter. Kelak suatu saat nanti mungkin Cuma
kamu satu-satu na dokter yang bisa sembuhin penyakit aku”. Kata-kata Rio yang
membuat Shilla bertanda tanya.
Mala petaka itu datang, saat semua
siswa bahagia mendapatkan kelulusan. Namun tidak untuk Rio… “Yo…bangun! Rio
kenapaa?!”. Suara teriakan itu datang dari belakang panggung. Ternyata Rio
sudah terbaring di lantai, dengan darah yang menyelimuti hidung hingga setengah
wajah Rio. Semua panik.. haru biru pun terasa di hari perpisahan ini. Semua
darah penuh di setengah wajah Rio, bahkan mata itu.. mata yang mempunyai sorot
seperti pelangi seakan redup, habis, dan mati tenggelam merah nya darah itu.
Hari perpisahan yang mungkin tidak hanya untuk para siswa. Namun juga untuk
Rio…
Cerpen Karangan: Syahrima